Pancasila, “Kehilangan Zaman”

“Matinya Pancasila dan merdekanya media Sosial  ditengah kehidupan Generasi Muda Indonesia”. Generasi Muda adalah Generasi Penerus Bangsa, Presiden Soekarno berucap “berikan aku 10 pemuda maka akan ku guncang dunia” ya benar, dan memang benar, apa yang tersirat di pikiran kita tentang pemikiran Bapak Presiden Pertama kita yang selalu ingin mencari bibit-bibit Generasi muda sebagai Generasi penerus Bangsa, tapi apa yang kita impikan sangat jauh dari harap tentang Anak Muda sekarnag. Ketika Pancasila Kehilangan jati diri anak muda juga mengikuti alur kehilangan tersebut.

Generasi macam apa yang kita butuhkan? Generasi yang manja? Generasi yang hanya tau berfikiran pragmatis? Yang hanya mencari uang, yang hanya bekerja keras, yang hanya berfoya foya mencari hiburan di tengah maraknya dunia hiburan dan perkembangan jaman? Adakah dari anak muda ini yang masi mengingat tentang Pancasila? Arti? Makna dari Pancasila ?

Seiring dengan perkembagan jaman kata kata itu sudah jauh dari apa yang kita pikirkan, Anak muda sekarang lebih hanya ingin berfikiran praktis dan juga pragmatis  tanpa mau berfikir tentang apa yang ada disekitarnya, apalagi mengingat sejarah dan Pancasila, Anak muda muda hanya didik untuk cerdas mencari uang, tapi tidak cerdas merawat bangsa ini, anak muda sekarang hanya tau perkembangan media Sosial yang merupakan hiburan minim edukasi, seperti Facebook, twitter, Instagram dan juga lainnya. Sempat saya bertanya dengan  Anak muda  di dunia maya, hei, apakah kamu masih ingat tidak dengan Pancasila?

Mereka menjawab dengan tertawa, buat apa saya harus ingat pancasila, memang pancasila bisa dipake cari duit”? emang pancasila bisa kita pakai untuk eksis di internet? mending aku ingat yang lain-lain aja,, ngak penting itu Pancasila”. Ucap mereka lantas tertawa. Mengerikan! Itu satu kata yang terlintas sejenak dipikiran saya, apa yang saya pikirkan memang benar adanya, Pancasila memang dan telah kehilangan Jati diri, sehingga saya berfikir apa yang salah dengan Bangsa ini? Begitu kejinya pengaruh tegnologi dunia informasi sekarang?

Andaikan Pancasila itu merupakan sarana media Sosial di masyarakat  akan lain ceritanya, Generasi muda setiap saat akan mudah mengingat apa itu Pancasila. Anak muda dapat mengerti setiap saat bahkan setiap hari berisi tentang makna dan arti Pancasila, Ibarat Media social yang ada di dalam Telepon gengam mereka yang sewaktu-waktu dapat mereka akses. fenomena yang terjadi 10 tahun terakhir menjadikan Media Sosial sebagai candu dan meninggikan sebagai “dewa” ditengah kehidupan anak muda sekarang, Pancasila Bukan Facebook, Pancasila Bukan Twitter Pancasila bukan pula Instagran dan Path, suatu hal atau ranah komunitas online yang disebut media social ini telah menjalar dalam kehidupan berbangsa Generasi muda di Negara kita Indonesia dan bahkan  sudah menyentuh berbagai lapisan dan kalangan masyarakat, baik itu anak Muda, Tua maupun anak masi dibawah umur.

Jaman semakin berubah, pola pikir masyarakat semakin meninggi jauh, anak muda selalu mencita-citakan impian masa depan mereka untuk menjadi seorang manusia hebat nantinya, anak muda boleh cerdas, anak muda boleh mempunyai pemikiran intelektual yang tinggi tapi satu hal yang harus kita ingat anak muda jangan pernah lupa akan arti dari Pancasila, pancasila yang merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan juga falsafah Negara kita Indonesia  dan ini harus kita jadikan sebagai “dewa” yang nantinya akan menuntun arah perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara ini lebih baik, apa jadinya jika Generasi Muda melupakan Pancasila? Kita tidak ingin dan melihat hal-hal yang buruk akan terjadi seperti, akan timbulnya berbagai masalah perpecahan, disintegrasi Bangsa, Konflik Politik, Agama, Ras dan Antar Golongan akan mewabah di setiap daerah di Indonesia. Apakah kita ingin ingin melihat hal hal seperti itu terjadi? Apakah kita ingin melihat anak cucu kita Buta akan Pancasila sebagai Nilai-nilai kebangsaan yang merupakan sendi-sendir berbangsa dan bernegara?

Tantangan jaman semakin kuat ditengah jaman Globalisasi ini, kita ingin melupakan sejarah lahirnya bangsa ini dengan tanpa sadar kita di tidurkan oleh jajahan kapitalisme barru  melalui tegnologi sarat hiburan dan minim edukasi, kita tidak melarang lahirnya internet dan juga sarana lainnya yang dapat memudahkan Generasi muda belajar untuk tahu akan segala hal tentang apa yang tidak mereka tahu di Dunia ini, tapi batasan dan kewajaran harus kita bisa tahu sampai dimana boleh atau tidaknya hal-hal yang sampai merubah pola pikir Generasi muda kearah yang tidak benar.

Anak muda jaman sekarang sudah memiliki pemikiran berbeda dengan jaman dulu, anak muda sekarang bisa berfikir global atau tanpa batas mempunyai nalar yang hebat, begitu hebatnya dan cerdasnya anak muda sekarang sampai-sampai  melupakan yang namanya  Pancasila dan sejarah, mereka berfikir untuk apa kita tahu tentang Pancasila? Untuk apa kita tahu tentang Negara? Anak muda sekarang hanya berfikir mencari uang dan uang untuk bisa memnuhi kehidupnya setiap hari, mereka tidak pernah berfikir apa jadinya ketika kita bersikap apatis dan tidak punya empati kepada Sejarah Bangsa dan juga Pancasila, dan mereka tidak pernah berfikir apa jadinya Negara tanpa Pancasila, mereka hanya berfikir, lahir, sekolah, bekerja dan mencari uang.

Pancasila telah kehilangan Roh di dalam Generasi muda, bahkan mereka hanya berfikir pancasila tersebut hanya diperuntukkan pada saat mereka berdiri disekolah dasar selama 6 tahun, mereka harus menghafal bait demi baik, kata demi kata yang mengharuskan mereka untuk tau akan makna Pancasila itu. hingga mereka dewasa pun mereka meninggalkan dan melupakan arti dan makna dari Pancasila tersebut, hanya saja mereka selalu berfikir buat apa saya tau Pancasila?

Biarkan mereka dari kalangan Akademis dan Intelektual Muda yang mengingat dan tau tentang Pancasila ini. “Lebih baik kehilangan uang dan harta dari pada kehilangan Jati diri”. Hilangnya arti dan Makna Pancasila ini telah menjadikan Generasi Muda melupakan jati dirinya dari Pancasila ini, kita masi bisa hidup sekarang dengan tenang, bisa makan dengan Nikmat, bisa bersenang-senang dengan santai, dan mereka tidak akan tau yang terjadi 20-30 tahun ke depan nanti menunggu  mati nya Bangsa Indonesia tanpa Pancasia, hal ini jika dilihat secara kasat mata akan tampak tidak serius, tapi jika kita mendalami dan melihat hal yang terjadi sekarang akan tau arti dibalik fenomena Gejala social kemasyarakatan yang terjadi, Konflik Politik, Perang Suku, Agama dan Antar Golongan, ini baru fenomena kecil yang dapat kita petakan, dari fenomena kecil ini akan timbul riak-riak yang akan bersatu mengumpal seperti Bom Waktu yang akan mematikan Negara dan Bangsa Indonesia. Terima kasih.

Bagus Santa Wardana, Penulis adalah Alumus Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Bali.

Leave a Reply

Your email address will not be published.