FGD guru PKn se-Kabupaten Sleman

IMG_0110Isu tentang menurunnya rasa kebangsaan dan cinta tanah air kembali menjadi topik perbincangan yang hangat di tengah-tengah arus kemajuan teknologi dan merambahnya berbagai fenomena global yang semakin beragam seperti persoalan kenakalan remaja, kriminalitas, masuknya gerakan ideologi ekstrimisme, dan lemahnya kepemimpinan di negeri ini.

Tim Sinergi Bangsa (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Wawasan Kebangsaan) menyelenggarakan FGD yang bersama Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tingkat SLTA se-Kabupaten Sleman di Gedung Eks. SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Disdikpora Kab. Sleman pada hari Sabtu(14/3/15), acara ini diselenggarakan atas kerjasama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kab. Sleman dan MGMP Agama dan Pkn tingkat SLTA.

Berbagai macam tanggapan terkait persoalan kebangsaan terkait dengan penguatan karakter kebangsaan bagi pelajar SLTA muncul di antara diskusi dan dialog yang diberlangsungkan. Sukapti, Guru Pkn, SMA N 1 Minggir menjelaskan bahwa ia kurang sependapat bahwa penguatan pendidikan karakter kebangsaan ketika hanya dititik beraptakan pada guru Agama atau Pkn, menurutnya pendidikan karakter kebangsaan itu juga tanggung jawab semua guru. Pertanyaan lebih lanjut adalah justru yang perlu dibahas adalah bagaimana mewujudkan pendidikan karakter kebangsaan sesuai dengan apa yang diharapkan di tengah-tengah realitas masyarakat yang paradoks dimana moral anak dirusak dengan teknologi Informasi yang canggih sehingga penanaman nilai-nilai karakter di sekolah hanya berjalan sambil lalu.

Ujiar Sukapti. Menurut Endang, Guru SMA N 1 Turi Sleman menjelaskan bahwa penanaman nilai-nilai karakter itu di mulai dari keluarga. Harlis, Guru SMA N 1 Prambanan juga menambahkan bahwa pendidikan karakter itu sangat penting sekali karena pengaruh pergaulan yang sangat luar biasa berdampak bagi karakter anak yang lemah untuk bisa berpengaruh. Dalam sekolah, ia sudah mempunyai tradisi untuk meningkatkan nilai-nilai karakter yang salah satunya adalah menyanyikan lagu wajib Indonesia raya sebelum pembelajaran.

IMG_0202Pandangan guru dalam FGD menunjukkan suatu komitmen dan tantangan bagaimana suatu bangsa akan menghadapi yang dinamakan jebakan “the lost generation”, suatu jebakan yang memungkinkan membawa generasi bangsa ini kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Apa yang telah diungkap oleh para guru dalam FGD tersebut menjadi suatu ungkapan keprihatinan dan menjadi persoalan yang serius yang dihadapi di dunia pendidikan di berbagai Negara.

Persoalan kepemudaan dan pelajar menjadi persoalan yang selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman yang ada. Pendidikan menjadi suatu yang relevan untuk menjaga dan mengawal peradaban bangsa melalui sikap, perilaku, dan cara pandang generasi muda dalam melihat realitas kehidupan yang semakin kompleks.

FGD ini menunjukkan suatu indikasi dimana sekolah menghadapi suatu realitas yang kompleks dan lemahnya negara dalam mengurus pendidikan akan membahayakan negara itu sendiri untuk membangun suatu generasi muda yang unggul dan berjati diri kebangsaan. Kualitas pendidikan menjadi unsur utama untuk memajukan bangsa dan negara. Hanya dengan pendidikan yang berkualitas akan melahirkan generasi/peserta didik yang berkualitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published.